Popular Posts

Friday, December 23, 2011

Don't give up!

Ok, i will share this video first..

Kita dikirim ke medan laga untuk mengakhiri sampai garis finis. Nah, Derek Redmond juga punya prinsip yang bener ketika dia maju ke medan laga.
Memang sering kali kita mendengar bahwa bila turun ke pertandingan, kita ingin menang. Kita bisa menang bila kita menjalaninya sesuai aturan yang berlaku.
Like my Bible said : " Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota  sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga." (2 Timotius 2:5)

Tapi kadang dalam perjalanan, kalo kita udah keliatan nggak bakal menang, kita bakalan undur, slow down, atau kadang brenti total. Nah, bukan itu esensi paling penting yang diinginkan. Kita hanya akan merasakan bahwa kita telah mengikuti suatu pertandingan bila kita mengakhirinya di garis finis atau sampai kita berhenti untuk mengangkat trofi atau bahkan hanya memberi ucapan selamat kepada lawan kita atas keberhasilannya.

Itulah esensi dari sebuah pertandingan. Ada pertandingan = ada peserta = ada pemenang = ada yang belum menang. Itulah sebenarnya, tidak ada yang kalah.

Don't give up! Kamu akan gagal ketika kamu berhenti berusaha. Selama berusaha, berarti masih ada harapan. Ya, sesederhana itu memang.

So? What will you do? Just do it (kaya topi papahnya Derek Redmond). Ok?

Thursday, December 22, 2011

e-ktp vs holiday

Confusing about the holiday!
e-KTP ngebuat semua berantakan! e-KTP apa harus tahun ini? Kalo orangnya nggak ada di kota asal trus gimana? wah wah wah....

Rencana new year di Surabaya kalo sampe batal gara-gara e-KTP ga seru blas!

Memang ga cuma mau new year disini, masih ada urusan lain yg emang harus diselesaiin taon ini di Sby. Tapi gara-gara e-KTP trus mami jadi ga enak ati kan ya ga enak banget!

Seberapa pentingnya kah e-KTP sampe harus cepat-cepat dibuat? Untuk mempermudah proses selanjutnya dengan pakai e-KTP? Ya mungkin sih lebih cepat lebih baik, tapi proyek pemerintah 1 ini memang masih kurang familiar & aku mencium bau korupsi disana sini ttg pengadaan e-KTP ini. Tapi males bahas tentang korupsinya. Pasti ada, yakin dan percaya sih, tapi males nge bahas di blog.

Tapi bukannya sebagai warga negara, pasti akan dapat kemudahan dalam membikin kartu identitas pribadi ini ya? Kalo sampe bikin kartu identitas pribadi aja dipersulit, trus kalo ada razia disuruh ngaku warga negara mana dong?

I don't care about e-KTP lah..

Sunday, December 18, 2011

real estate-kampung

Mau share aja hasil dari kuliah tentang Pokok Permukiman & Wilayah Kota (PPWK).

Waktu kuliah, dosen bicara tentang Perbedaan Real Estate dan Kampung. Ya, kita sudah pada tau lah ya kalo real estate mesti keren, semua tertata, ada taman, rumah seragam bagus-bagus. Dan kalo kampung ya pasti jalan sempit, sampah berceceran, got warna hitam, rumah maju-mundur sendiri-sendiri, dll.
Nah, hal ini yang ngebuat aku tertarik. Pasti ada hal 'asing' yang aku dapet dikuliah ini.

Ternyata bener juga sih. Apa yang membuat kampung nggak bisa tertata seperti real estate? Ya gampang, karena tidak ditata dengan baik!

Mungkin dengan adanya penataan dari pemerintah, akan membuat kampung menjadi lingkungan layak huni. Disini yang dimaksud kampung adalah kampung yang terjadi karena proses peradaban masyarakat secara manual. Memang ada kampung yang bersih, nyaman, dan asik untuk dinikmati lingkungannya.
Campur tangan pemerintah mungkin dengan cara pengadaan aturan yang sudah diremajakan, campur tangan pemerintah lewat bagian tata kota untuk ikut turun tangan dalam pengecekan secara langsung pembuatan IMB dan pengecekan berkala di tempat pembangunan.

Pembangunan tempat-tempat umum dilakukan pemerintah dan jangan dipasrahkan ke warga kampung, tapi warga kampung yang turut mengerjakan (gotong royong). Contohnya pembuatan jalan, pengadaan tempat sampah, penataan saluran air dan listrik. Sehingga pemerintah selayaknya penyedia real estate, hanya memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk membeli dan membangun kapling yang sudah disediakan.
Dengan demikian, tidak akan akan terjadi banjir, sarang penyakit, dan kepenatan di lingkungan kampung yang ada karena campur tangan pemerintah yang langsung dengan tegas memberi peraturan diwilayah kampung tersebut.

Sampai sekarang hal itu masih jarang terjadi dikampung, karena setiap kampung tidak memiliki perencana lingkungan yang baik. Maka hal itu harus disokong oleh pemerintah yang mempunyai ahli dibidangnya. Tidak seperti real estate yang sudah ditata oleh para pengembang.